Kamis, 03 Juli 2008

PEMROTES KENAIKAN HARGA BBM TAK PUNYA SOLUSI MEYAKINKAN

PEMROTES KENAIKAN HARGA BBM TAK PUNYA SOLUSI MEYAKINKAN
23 May 2008

Semarang, 23/5 (ANTARA) - Pemrotes rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) tidak memiliki solusi meyakinkan untuk menutup defisit anggaran bila pemerintah tetap bertahan dengan harga BBM bersubsidi seperti saat ini.
Ekonom Universitas Diponegoro Semarang, Nugroho SBM ketika dihubungi di Semarang, Jumat, mengatakan, para politikus, aktivis LSM, dan kalangan lain menolak dengan alasan kenaikan harga BBM memberatkan rakyat.
"Akan tetapi mereka tidak memiliki solusi realistis untuk bisa keluar dari tekanan harga BBM dunia," katanya.
Menurut dia, harga minyak dunia yang terus melambung -- kini sudah menyentuh 135 dollar AS per barrel -- akan semakin menekan APBN 2008 apalagi Indonesia kini bukan lagi pengekspor murni minyak bumi.
Kebutuhan BBM per hari sekitar 1,4 juta barrel, sedangkan konsumsi domestik sekitar 927.000 barrel.
Ia mengingatkan, pemerintah membutuhkan solusi jangka panjang yang bisa menyelamatkan perekonomian nasional. "Kalau harga BBM bersubsidi tidak dinaikkan, beban subsidi pada APBN 2008 bisa mencapai lebih dari Rp200 triliun," katanya.
Solusi yang ditawarkan politikus, seperti menerapkan pajak progresif untuk mobil mewah, menurut dia, sama sekali tidak menjawab persoalan yang dihadapi APBN 2008 yang berada dalam bayang-bayang melambungnya harga BBM dunia saat ini.
"Saya melihat rencana menaikkan harga BBM sekarang sudah menjadi isu dan komoditas politik. Mereka mencoba mengambil keuntungan politis dengan rencana itu tanpa menawarkan solusi realistis dalam menghadapi situasi sulit seperti sekarang ini," katanya.
Bila para politikus memang tidak menghendaki pemerintah mengurangi subsidi BBM, menurut dia, mereka seharusnya tegas menolak mengikuti studi banding dan kunjungan kerja yang memakan biaya amat besar.
Akan tetapi di tengah kesulitan ekonomi seperti sekarang, para wakil rakyat tetap melakukan studi banding dengan hasil yang tidak jelas.
"Banyak dana APBN maupun APBD untuk keperluan perjalanan dinas kalangan eksekutif dan legislatif. Inilah yang harus dipangkas," katanya.
Empati dari pejabat eksekutif dan legislatif tersebut, menurut dia, sampai sekarang tidak terlihat. Para politikus terus memilih berteriak keras menentang penolakan pengurangan subsidi BBM tanpa memberi solusi jitu.
Nugroho mengatakan, penghematan anggaran melalui penundaan proyek noninfrastruktur, seperti renovasi dan pembangunan gedung pemerintah yang baru, memang harus dilakukan namun jumlah anggaran yang bisa dihemat tidak akan terlalu besar.
"Sangat tidak bijaksana, bahkan berbahaya bila pemerintah sampai membatalkan pembangunan infrastruktur gara-gara anggarannya untuk menutup subsidi harga BBM yang terus membengkak," katanya.
Akhir pekan lalu (18/5) Ketua Umum PAN Soetrisno Bachir mengusulkan pemotongan 30 persen gaji pejabat eksekutif dan legislatif, sebagai salah satu solusi agar pemerintah tidak menaikkan harga BBM.
APBN 2008 bakal menggelontorkan subsidi BBM Rp190,5 triliun dengan asumsi harga BBM 110 dollar AS per barrel, namun besaran subsidi bakal melambung di atas Rp200 triliun bila harga BBM dunia terus menanjak. ***8***


(U.A030/B/S011/S011) 23-05-2008 14:37:17

tersedia di

http://promojateng-bikk.com/berita.php?id=5463