Tahun kunjungan Wisata Ke Jawa Tengah tahun 2013 (Visit Jateng 2013) telah dibuka oleh Gubernur Jateng Bibit Waluyo.
Menurut Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Provinsi Jawa Tengah, Prasetyo Aribowo, puhaknya mengandalkan 50 dari
266 destinasi atau daerah tujuan wisata yang ada. Destinasi itu adalah unggulan
dan sudah dikenal, seperti Candi Borobudur dan
Situs Manusia Purba Sangiran (SM, 2/1/2012).
Masih menurut Ari Wibowo, Visit Jateng atau Tahun
Kunjungan Wisata Jateng 2013 menargetkan kunjungan 25 juta wisatawan domestik
dan 500.000 wisatawan asing. Sebanyak 127 kegiatan disiapkan untuk menarik
kunjungan wisatawan, dengan puncak Borobudur 10 K yang akan diikuti pelari dari
negara anggota ASEAN dan Festival Film Indonesia yang akan digelar di salah
satu Kota Di Provinsi Jateng.
Program Kunjungan Wisata Jateng 2013 perlu didukung
karena kegiatan pariwisata mempunyai beberapa dampak positif terhadap
perekonomian. Pertama, sebagai penampung kesempatan kerja. Pada skala dunia, menurut
laporan World Trade Organization (WTO), secara akumulatif, sektor pariwisata
mampu mempekerjakan sekitar 230 juta lapangan pekerjaan. Kedua, sebagai
penyumbang devisa. Masih menurut WTO kegiatan pariwisata memberikan kontribusi
ratusan milyar dollar terhadap perekonomian di berbagai negara. Ketiga, sektor
pariwisata mampu menjadi penggerak sektor-sektor lain seperti hotel dan
restoran, telekonmunikasi, industri kreatif, bahkan sektor pertanian (misal
lewat wisata alam).
Untuk mendukung kegiatan Visit Jateng 2013 perlu
diketahui jenis-jenis pariwisata yang ada. Menurut I Nyoman Pendit (1994), ada
berbagai ragam atau jenis kegiatan pariwisata berdasarkan motivasi dari
kunjungan wisatawan. Pertama, wisata budaya yaitu kegiatan pariwisata yang
bertujuan mengenal kebudayaan suatu negara atau daerah. Kedua, wisata bahari
yaitu kegiatan wisata dengan tujuan untuk menikmati keindahan laut atau
perairan yang dilakukan dengan melakukan olah raga di air atau sekedar
menikmati keindahan pemandangan air
(laut, sungai, danau). Ketiga, wisata cagar alam yaitu kegiatan wisata di
daerah-daerah yang ditetapkan sebagai cagar alam. Keempat, wisata konvensi
yaitu kegiatan wisata dengan tujuan melakukan rapat, pertemuan atau konvensi.
Kelima, wisata pertanian (agro wisata) yaitu kegiatan wisata dengan tujuan
mengunjungi dan menikmati objek-objek wisata
di daerah pertanian (desa, perkebunan, hutan, dan lain-lain). Keenam,
wisata buru yaitu kegiatan wisata dengan tujuan untuk melakukan kegiatan
berburu binatang-binatang liar yang tidak dilindungi misal babi hutan. dan
Ketujuh, wisata keagamaan atau zuarah yaitu kegiatan wisata dengan tujuan
berjiarah ke tempat-tempat keagamaan seperti Candi, Pagoda, mesjid, peninggalan
para suci, dan gereja. Menurut penulis
ada jenis kedelapan dari kegiatan wisata yaitu wisata kuliner yaitu wisata dengan
tujuan menikmati makanan khas suatu negara atau daerah
Jika dilihat dari kedelapan jenis kegiatan pariwisata
tersebut maka Provinsi Jawa Tengah memiliki semuanya dan tersebar di kabupaten
dan kota yang
ada di Jawa Tengah. Hanya tinggal upaya kreatif dari semua pihak untuk menarik
wisatawan dan melakukan ketujuh kegiatan wisata tersebut.
Upaya Kreatif
Lalu upaya kreatif apa yang perlu
dilakukan? Pertama, kegiatan promosi
perlu dilakukan secara lebih agresif. Pemerintah Provinsi bekerja sama dengan
pemerintah-pemerintah kota dan kabupaten perlu melakukan promosi yang agresif
tentang kegiatan budaya dan berbagai objek wisata yang ada di Jawa Tengah
dengan memanfaatkan berbagai media promosi. Salah satu media promosi yang
selama ini belum dipakai adalah lewat iklan televisi. Padahal kita melihat Malaysia
dan Singapura secara agresif melakukan promosi lewat iklan di televisi.
Kedua,
memfungsikan pusat-pusat informasi pariwisata (Tourism Information Centre) yang sudah ada dengan inovasi informasi
kepariwisataan yang lebih kreatif. Salah satunya kita bisa mencontoh Thailand.
Di Thailand di setiap bandara ada informasi tentang rute kunjungan wisata
lengkap dengan biayanya yang bisa diakses di komputer di bandara. Jadi misalnya
anda punya 200 dolar AS yang disediakan khusus untuk berwisata di Thailand maka
anda bisa mengunjungi objek wisata X, Y, dan Z lengkap dengan tanda masuk,
biaya transpor untuk angkutan umum, sampai hotel dengan tarif tertentu. Ide ini saya kira bisa ditiru oleh
Indonesia.
Ketiga,
seperti dikemukakan French (1996) maka pemerintah provinsi Jawa Tengah
bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten dan Kota serta semua pemangku
kepentingan (masyarakat dan pelaku usaha di sektor pariwisata) perlu
menciptakan 4 A untuk menarik sebanyak-banyaknya wisatawan agar Visit Jateng
2013 sukses. Yang dimaksud 4 A tersebut adalah Attraction atau daya tarik, Accessibility atau aksesibilitas yaitu
kemudahan akses wisatawan untuk mencapai tujuan wisata, Amenity
atau kenyamanan, dan Activity atau
aktivitas.
Daya
tarik (attraction) suatu objek wisata
bisa berupa daya tarik yang sifatnya alam, budaya maupun buatan. Beberapa objek
wisata buatan di beberapa kota di jawa Tengah sudah ada dan berhasil menarik
wisatawan ke sana. Sedangkan aksesibilitas (accessibility)
dapat diterjemahkan ke dalam sarana dan prasarana transportasi utuk mencapai
tujuan wisata misalnya kondisi jalan, bandara, pelabuhan. Memang sarana dan
prasarana di Jateng masih belum begitu memuaskan tetapi Gubernur sendri
berjanji bahwa masalah infrastruktur Jateng akan beres dan tuntas di tahun
2013. Kenyamanan (amenity) dapat
diterjemahlan segala hal yang membuat wisatawan
menjadi kerasan dan nyaman di suatu objek wisata misal fasilitas MCK,
tempat sampah, hotel dan resort yang baik, dan tak kalah penting adalah
keramahtamahan penduduk atau masyarakat di suatu objek wisata.Soal
keramahtamahan perlu ditekankan karena seringkali wisatawan merasa terganggu
ketika berkunjung ke suatu objek wisata karena ditawari berbagai souvenir oleh
banyak pedagang sehingga justru ini mengganggu wisatawan.
Sedangkan
aktivitas (activity) adalah apa yang
dilakukan oleh wisatawan di suatu lokasi atau objek wisata. Menurut Murphy
(1995) kegiatan atau aktivitas wisatawan bisa digolongkan menjadi 5 (lima)
jenis. Pertama, Apresiatif (Appreciative) contohnya mendaki gunung,
menikmati pemandangan, fotografi. Kedua, Simbolis- Ekstraktif, (Extractive-Symbolic) contoh: memancing,
berburu binatang liar, memetik buah-buahan, dan lain-lain. Ketiga, Bermain
bebas secara pasif (Passive-Free Play),
contohnya: membaca buku, memasak, bermain kartu, menikmati api unggun. Keempat,
Belajar secara Sosial (Sociable
Learning), contoh: mengunjungi teman dan relasi, menyelenggarakan pesta
(partying), berbelanja, minum-minum, dan lain-lain. Dan kelima, Ekspresif-Aktif
(Expressive-Active), contohnya:
berenang, naik perahu, kegiatan di
pantai, dan lain-lain. Pemprov, Pemkab, Pemkot dan seluruh pemangku kepentingan
hendaknya menjadi fasilitator yang baik agar semua kegiatan atau aktivitas
wisatawan tersebut bisa dilakukan.
(Dr.
Nugroho SBM, MSi, Staf Pengajar Fakultas Ekonomika dan Bisnis atau FEB dan
Magister Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan atau MIESP Undip Semarang)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar